Menyulap Kayu Bekas Jadi Backdrop Photo Rustic nan Keren




Jakarta - Membuat backdrop atau pentas khusus untuk memfoto tidaklah sulit. Yang terutamanya memiliki gaya dan konsep menarik. Pun dengan onggokan kayu dan perkakas tidak terpakai sekalipun dapat diubah menjadi background foto yang asyik.

Pada tulisan ini, backdrop terbuat dari tiga perkakas yang bagi beberapa orang sepele. Pertama dengan memanfaatkan balok kayu jati Belanda yang tak terpakai. Kedua dengan mengubah meja jati kuno menjadi lebih fotogenik. Terakhir dengan mengekpos papan penutup meteran air di rumah menjadi background yang tidak keok atraktif.

Ketiganya diubah dengan menjadi backdrop bergaya rustic, sebuah cerita yang kerap kali dihubungkan dengan gaya natural serta kesan apa adanya. Tetapi tidak apa adanya dalam artian sebetulnya namun dapat diolah dengan sentuhan modern menjadi suatu ekspos yang menarik.

Pada backdrop pertama, balok kayu panjang hal yang demikian didapatkan dari bekas pembungkus container barang ekspor-impor. Umum diketahui dengan jati Belanda dan mudah didapatkan di sejumlah kios bahan kayu dan bangunan.

Caranya dengan membentuk menjadi sebuah pilar berbaris membentuk pagar yang rapat. Sebagian balok lagi direbahkan untuk menaruh sesuatu yang akan difoto. Oh iya, tekstur kayu sengaja diizinkan terlihat dan bakal diekpos. Sebab itu usahakan cari sisi kayu yang mempunyi urat kayu yang dominan.

Tempatkan backdrop pada ruangan dengan sinar sang surya yang mencukupi. Model pemotretan ini mengandalkan sidelight dengan menempatkan backdrop di samping sumber cahaya. Tujuannya untuk menghasilkan cahaya samping sehingga memunculkan bayang-bayang dan tekstur optimal pada backdrop dan subjek yang akan difoto.

Jika mempunyai sisa stereofoam atau kertas karton putih, tidak ada salahnya ditempatkan pada sisi berlawanan. Ia berfungsi sebagai reflektor untuk memantulkan cahaya sehingga bayang-bayang yang jatuh ke subjek foto tak terlalu kencang.

Bila sudah siap, tinggal menempatkan apa-apa yang sesuai dengan gaya rustic ini seperti vas bunga atau tumpukan buku. Saja itu, yang semestinya dipandang merupakan white balance yang dipergunakan. Karena, unsur kayu betul-betul sensitif terhadap warna cahaya. Cobalah melaksanakan trial dan error untuk sebagian fitur white balance (WB) yang ada di kamera sehingga menempuh kebutuhan foto yang diinginkan.

Foto dalam figur di sini menggunakan white balance manual dengan derajat 6.000 Kelvin. Angka ini diperoleh untuk mendapatkan warna kekuningan , kesan hangat dan menampilkan kayu yang alami. Sebelumnya, sempat dicoba dengan auto WB atau tungsten namun tak memenuhi konsep yang diinginkan.

Seketika, tinggal menyusun contoh yang akan dijepret dengan menarik. Usahakan komposisi warnanya proporsional untuk foto-foto still life seperti ini. Setidaknya mewakili atau mencampur dengan energik antara warna-warna primer (biru-kuning-merah) dengan warna-warna lain (sekunder).

Kemudian jepretlah dengan sebagian opsi aperture yang berbeda untuk jenis gambar seperti f/2,8 f/5,6 f/9 dan seterusnya. Usahakan ISO pada ukuran minimal seperti 100 atau 250 guna menghindari noise yang tidak perlu. Sementara kecepatan rana bisa disesuaikan dengan eksposur yang diharapkan.

Model kedua dengan merubah meja tua kayu jati yang dekil dengan warna coklat tua lusuh. Caranya dengan menghaluskan ulang (amplas) kemudian dikasih cat kayu transparan warna putih. Lalu gosok ulang sampai tersisa cat kayu putih di bagian tekstur atau pori-pori saja. Backdrop bergaya rustic bahkan siap dimanfaatkan untuk memotret still life yang simpel.

Model ketiga yaitu dengan membuat background dari kayu penutup meteran air. Penutup ini tampak amat alami karena tampil retak-retak, sedikit kotor dan cat putih yang mulai memudar dengan guratan kayu yang masih terlihat signifikan.

Tempatkan backdrop pada cahaya matahari pagi yang jatuh dekat jendela kamar. Garis bayang-bayang cukup membuat drama untuk memperkuat cerita. Kemudian tempatkan subjek foto dengan apik dan pantas keperluan.

Bisa jadi, di daerah Anda sulit mendapat barang-barang tersebut. Melainkan dengan sedikit improvisasi, siapa saja bisa dengan mudah mendapat perkakas atau apapun yang dapat dieksplor untuk menjadi backdrop foto. Dapat berupa lembaran seng tua, material besi yang berkarat, bambu yang tak terpakai atau dinding semen dan bata ekspose yang alami.

Itulah sebabnya, memotret amat menyenangkan.

Baca Artikel Terkait Tentang Rangka Backdrop Portable Kayu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *